Kembali
Y18D Croffle_Korea_Selatan 04/12/2025

CROFFLE

Transformasi Croissant Menjadi Street Snack Viral Korea Selatan

Croffle—gabungan dari kata *croissant* dan *waffle*—adalah salah satu kreasi kuliner modern yang muncul dari tren café Korea Selatan. Makanan ini pertama kali viral sekitar tahun 2020 ketika banyak kedai kopi di Seoul mulai menjualnya sebagai menu premium dengan berbagai topping aesthetic.

Tekstur croffle yang unik—crispy di luar, flaky di dalam—menjadikannya cemilan yang menempel di hati. Apalagi aroma butter dari croissant yang dipanggang di alat waffle memberikan sensasi harum dan gurih yang sulit ditolak. Kini, croffle menjadi menu wajib di berbagai café, bakery, hingga dessert shop.

Sejarah Singkat dan Perjalanan Viral Croffle
Tren croffle sebenarnya berawal dari eksperimen sederhana para barista dan baker yang mencoba memanggang croissant dough di waffle maker. Hasilnya sungguh mengejutkan: croissant yang biasanya dipanggang di oven berubah menjadi waffle berlapis-lapis dengan tekstur crispy caramelized.

Ketika pandemi melanda dan banyak orang menghabiskan waktu di rumah, video-video ASMR proses membuat croffle mulai bertebaran di TikTok dan Instagram Reels. Suara *sizzling*, tekstur renyah yang terlihat jelas, dan topping Tteokbokki-style sugar glaze ala Korea membuat croffle semakin booming dalam waktu singkat.

Tak lama, berbagai aktor drama Korea terlihat menikmatinya dalam beberapa vlog dan variety show. Efek K‑trend ini membuat croffle menyebar ke seluruh Asia hingga Eropa. Kini, croffle bukan lagi sekadar makanan viral, melainkan menu permanen di banyak franchise café.
Kenapa Croffle Begitu Disukai?
Ada beberapa alasan mengapa croffle berhasil mempertahankan popularitasnya meski tren kuliner datang dan pergi:

1. Kombinasi tekstur yang sempurna.
Permukaan croffle caramelized dan renyah, tetapi bagian dalam tetap lembut, buttery, dan berlapis.

2. Mudah dipadukan dengan banyak topping.
Mulai dari honey butter, strawberry cream cheese, Nutella, matcha glaze, hingga almond crunch—semua cocok.

3. Aesthetic dan cocok untuk konten.
Bentuk waffle yang geometris membuat croffle terlihat cantik difoto dari angle manapun.

4. Bisa dibuat dengan cepat.
Berbeda dengan croissant yang butuh teknik lipatan, croffle hanya perlu dough siap pakai dan waffle maker.

Keempat alasan ini membuat croffle menjadi comfort food favorit generasi muda yang mencari rasa, kepraktisan, dan estetika dalam satu hidangan.
Croffle di Dunia Kuliner Modern
Di Korea Selatan, croffle bukan hanya sekadar makanan—melainkan bagian dari budaya café hopping. Banyak café membuat signature croffle mereka sendiri dengan topping premium seperti gelato pistachio, brûlée cream, hingga honeycomb asli.

Sementara itu di Indonesia, croffle meledak ketika beberapa dessert shop dan artis membuka bisnis yang menjual croffle sebagai menu utama. Banyak orang rela antre panjang hanya untuk membeli set croffle dengan varian topping.

Tidak berhenti di situ, para home baker juga mulai membuat frozen croffle—siap panggang di rumah. Dengan kemudahan ini, siapa pun bisa menikmati croffle hangat kapan pun.
Kesimpulan: Croffle Akan Tetap Ada
Croffle berhasil mencuri perhatian banyak pecinta kuliner berkat rasa buttery, bentuk aesthetic, serta fleksibilitas topping yang tak ada habisnya. Meski awalnya hanya eksperimen sederhana, croffle kini menjadi bagian dari identitas dessert modern Korea Selatan.

Dengan popularitas yang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, croffle sepertinya akan tetap menjadi ikon street dessert Korea dan menjadi menu wajib di café-café kekinian dalam waktu lama.